Kata "bayi parasit" pasti pernah kamu dengar kan?
Bayi parasit merupakan suatu kejadian langka yang kemungkinan terjadinya hanya 1 banding 100 ribu.
Biasanya bayi parasit bisa terjadi karena turunan dari keluarga atau akibat dari melakukan hubungan seksual dengan cara yang salah.
Xiao Yuan adalah seorang gadis polos yang baru berusia 17 tahun.
Kehidupannya sebenarnya sangat sederhana, pagi pergi sekolah, sore kerja sambilan, malam baru pulang.
Namun, semenjak Xiao Yuan bekerja sambilan.
Ia pun bergaul dengan teman- teman kerja yang sudah lama terjun ke masyarakat.
Pergaulan seperti ini membuatnya sangat sering bergonta-ganti pacar.
Ketika Xiao Yuan menginjak usia 24 tahun, ia pun menikah dengan kekasih yang baru saja dipacarinya.
Tak lama setelah itu Xiao Yuan pun hamil.
Hal ini tentunya merupakan kabar baik bagi Xiao Yuan dan keluarga.
Apalagi dokter mengatakan bahwa Xiao Yuan sedang mengandung bayi kembar.
Tapi setelah hari persalinan tiba, ternyata bayi yang dilahirkan hanya 1.
Dokter pun kaget bukan main, masa ia selama ini salah lihat?
Akhirnya dokter pun kembali melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Dan ternyata hasil yang didapatkan adalah: terdapat bayi parasit di dalam tubuh bayi yang baru saja dilahirkan itu!
Untung saja teknologi pengobatan zaman sekarang sudah maju.
Bayi parasit tersebut masih bisa dikeluarkan dari tubuh sang bayi.
Setelah menjalani perawatan beberapa waktu, keadaan bayi Xiao Yuan sudah stabil kembali.
Tahu akan hal ini, para sahabat Xiao Yuan pun memarahinya:
Terjun di masyarakat harus sangat waspada dan berhikmat, jangan sampai "kesenangan sesaat" menghancurkan seluruh hidupmu!
Bagaimana menurutmu?
Dua Dokter Sebut Hamil
Laura Langdon (23) merasakan sakit pada perutnya beberapa bulan setelah ulang tahunnya yang ke-21.
Awalnya ia hanya menganggap sebagai sakit perut sebelum menstruasi atau ia sedang salah makan.
Namun, rasa sakit tersebut semakin menjadi dan membuatnya khawatir.
Dilansir dari Daily Mail, Rabu (6/12/2017), Langdon yang merupakan mahasiswa ilmu kesehatan asal Melbourne, Australia memutuskan pergi ke dokter di sela-sela harinya yang sibuk.
Keputusan Langdon ini didasari dari hasil pengamatannya.
Ia merasakan ada gejala lain pada sakitnya yang membuat perut Langdon bengkak.
Saat menjalani pemeriksaan, dokter memegang dan mencoba menusuk perut Langdon.
Dokter tersebut menyuruh Langdon untuk melakukan tes darah.
"Aku mendapatkan hasilnya beberapa hari kemudian dan mendapatkan kejutan. Dokter memberitahu bahwa aku sedang hamil," tutur Langdon.
Merasa tak percaya, Langdon mencoba mencari dokter lain untuk mendapatkan second opinion (pendapat kedua).
Ia juga diminta melakukan tes darah dan mendapatkan hasil yang sama.
Dokter tersebut memberitahu bahwa Langdon hamil.
Merasa tidak ada masalah dalam perutnya, Langdon kemudian kembali ke rumah.
Tiga minggu setelah menjalani pemeriksaan, perut Langdon terasa semakin sakit.
"Suatu pagi aku terbangun dengan rasa sakit yang menyiksa di perut bagian kiri. Aku tidak pernah merasakan sakit seperti itu. Setiap aku bergerak, perutku akan terasa semakin sakit," jelasnya.
Langdon pun segera ke rumah sakit dan meminta untuk cek USG serta menjani serangkaian pemeriksaan lainnya.
Ia pun terkejut melihat hasil USG miliknya.
Bukan janin yang dilihatnya, melainkan sebuah tumor berukuran besar bersarang di rahimnya.
Dokter segera meminta Langdon menjalani proses operasi untuk mengeluarkan tumornya.
Tepat satu minggu setelah cek USG, Langdon menjalani operasi dan tumor berukuran 18 cm tersebut berhasil dikeluarkan.
Setelah operasi, Langdon menjalani kemoterapi selama 3 bulan.
Sampai sekarang Langdon masih rutin melakukan pemeriksaan untuk memastikan tumornya tidak kembali lagi. (Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Menopouse Dinyatakan Hamil
Tess Morten, mengejutkan sang suami dengan kabar kehamilannya.
Bagaimana tidak, 2010 lalu, ia dinyatakan telah mencapai fase menopause dalam dirinya.
Namun, 6 tahun kemudian, tiba-tiba ia hamil!
Dilansir Grid.ID dari The Sun, Tess, yang berusia 47 tahun, mengeluhkan perut yang kembung, sakit dan mudah lelah selama berbulan-bulan.
Hal itu ia rasakan sejak Juni tahun lalu.
Ia berpikir bahwa mungkin itu kanker ovarium.
Tess pun berinisiatif untuk mengunjungi dokter, setelah itu, ia dikejutkan dengan apa yang disampaikan oleh dokternya.
Kecemasannya mengenai kanker ovarium tidak terbukti.
Malahan ia mendapatkan kabar gembira yang bertahun-tahun sudah ia nanti, yaitu kehamilan!
"Saya menangis karena saya tidak pernah menyangka hal itu akan terjadi padaku, " ucap Tess.
Tess kemudian kembali ke rumah, dan mengatakan pada sang suami bahwa ia tengah mengandung bayi mereka dengan usia kandungan 3,5 bulan.
Mereka berdua merasa ini adalah anugerah terindah yang mereka dapatkan.
Pasangan ini telah menikah pada tahun 2003, namun tak kunjung diberi keturunan.
Mereka sudah menghabiskan banyak uang untuk program kehamilan namun belum berhasil.
Hingga pada akhirnya pada tahun 2010, Tess dinyatakan telah mencapai fase menopause.
Pasangan ini sudah pasrah, bahkan mereka disarankan untuk memelihara anjing agar tak merasa kesepian.
"Saya terpana karena mengalami masa menopause dan tidak berpikir itu mungkin terjadi. Saya merasa saya telah diberkati. "
Dan kini impian Tess untuk menjadi seorang ibu telah tercapai.
Ia melahirkan bayi perempuan yang sehat, pada Januari 2017.
Tess berharap pengalamnnya ini bisa menyemangati para pasangan di luar sana, yang belum kunjung diberi momongan.
Keajaiban itu ada!